GREENRIVERNETWORK — Washington, DC – Pemerintah Taiwan dilaporkan telah membatalkan rencana transit presidennya di Amerika Serikat (AS) dalam perjalanan menuju Amerika Latin. Keputusan ini memunculkan berbagai versi alasan pembatalannya.
Di tengah spekulasi bahwa pemerintahan Donald Trump menolak rencana pemberhentian Presiden Lai Ching-te di New York, Taiwan menyatakan bahwa Lai tidak memiliki rencana perjalanan ke luar negeri karena sedang menghadapi isu domestik, termasuk bencana alam dan negosiasi tarif dengan AS.
Pemberhentian lain yang juga direncanakan dalam agenda Lai adalah Dallas, Texas.
Rincian dari pemerintahan Trump masih minim, namun satu sumber yang mengetahui isu ini mengatakan kepada AP bahwa AS telah meminta Taiwan untuk mengatur ulang rencana transit agar tidak melewati New York.
Sumber lain yang mengetahui pembahasan ini mengungkapkan bahwa China menilai mereka bisa meminta Trump agar tidak mengizinkan Lai transit melalui AS karena melihat adanya ‘keputusasaan’ dari Trump untuk bertemu Presiden Xi Jinping.
Gedung Putih menyatakan tidak memiliki komentar atas masalah ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Tammy Bruce menuturkan hal ini adalah isu yang “hipotetis” karena Taiwan belum mengumumkan rencana perjalanan apa pun untuk Lai.
“Banyak pertanyaan dan dugaan yang muncul,” ujarnya pada Selasa (29/7/2025), seperti dilansir AP. “Namun, yang bisa saya katakan saat ini adalah bahwa ini masih bersifat hipotetis. Belum ada rencana.”
Menjelang akhir pekan lalu, menurut salah seorang sumber, pemerintahan Trump membahas kemungkinan transit oleh Lai meskipun belum pasti akan memblokirnya. Belum jelas juga apakah pemerintahan Trump akan terbuka terhadap kemungkinan agar Lai transit di kota lain selain New York.
AS terikat oleh undang-undangnya sendiri untuk memberikan dukungan militer kepada Taiwan, yang disebut China sebagai wilayah kedaulatannya. Sementara itu, China telah menyatakan tekad untuk mengembalikan kendali atas pulau tersebut, termasuk dengan kekuatan militer jika diperlukan.
Praktik Rutin yang Rutin Pula Diprotes China
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4715226/original/050613600_1705192544-492191_0.jpeg)
Di Taipei, juru bicara kantor kepresidenan Karen Kuo mengatakan bahwa saat ini Lai tidak ada rencana perjalanan ke luar negeri.
“Mengingat upaya pemulihan pasca-bencana topan baru-baru ini di Taiwan selatan, langkah timbal balik tarif antara AS-Taiwan, serta dinamika regional, presiden tidak memiliki rencana kunjungan ke luar negeri dalam waktu dekat,” kata Kuo.
Kedutaan Besar China tidak menanggapi permintaan komentar dari AP. Namun, China telah secara rutin memprotes setiap transit pemimpin Taiwan di wilayah AS.
Lai terpilih sebagai presiden Taiwan pada 2024. Dalam kunjungan luar negeri pertamanya pada November lalu, dia singgah di Hawaii dan Guam, di mana dia disambut oleh politikus AS. Meski transit semacam ini sudah menjadi praktik rutin bagi presiden-presiden Taiwan sebelumnya dan di bawah pemerintahan AS sebelumnya, salah satu sumber yang mengetahui pembicaraan mengatakan bahwa China menganggap Lai sebagai pengecualian karena memandangnya lebih agresif dalam mendorong kemerdekaan Taiwan.
Jason Hsu, peneliti senior di Hudson Institute dan mantan legislator dari Partai Kuomintang, mengatakan bahwa dengan mencegah transitnya Lai, “pemerintahan Trump tampaknya menuruti garis merah China.”
Para anggota Partai Demokrat di Komite Urusan Luar Negeri DPR melontarkan pandangan serupa pada Selasa bahwa Trump tunduk kepada Beijing. Anggota DPR Raja Krishnamoorthi, tokoh senior Partai Demokrat di Komite Khusus DPR untuk Persaingan Strategis antara AS dan Partai Komunis China, menyebut keputusan mencegah transitnya Lai sebagai “contoh lain dari pemerintahan Trump yang menyerah kepada Tiongkok demi mencapai kesepakatan dagang.”
“Presiden dari kedua partai sebelumnya telah mengizinkan pejabat Taiwan untuk transit di AS dan seharusnya sekarang tidak berubah,” tegas Krishnamoorthi.